Categories

SOCIAL MEDIA

Senin, 18 Maret 2024

3 Alasan Kenapa Percaya Hoax, Nomor 3 Membuat Tercengang!

To foil fake news, focus on infectiousness | Stanford News
Credit: Getty Images

3 Alasan Kenapa Percaya Hoax, Nomor 3 Membuat Tercengang! - Kayanya kita semua pernah ngerasain yang namanya sensi sama orang tua yang kemakan hoax grup WhatsApp. Generasi kita (KITAAA SIAPE KITAAA) suka merasa lebih kritis dari generasi tersebut, lah abisnya gimana? Mereka kok bisa-bisanya percaya hal-hal yang mustahil secara logika?? Kok bisa percaya aja kalau bapak-ibu Presiden Jokowi tuh orang Tionghoa? Kok bisa percaya aja sama virus yang mengubah orang menjadi zombie?? Kok percaya aja sama teori konspirasi yang aduh plis banget kata gw teh, ga masukkk akal sama sekali.

Sampai-sampai gue mengalaminya sendiri.

Jumat, 23 Februari 2024

Review Quantum Topper Bamboo Greentea Latex



Review Quantum Topper Bamboo Greentea Latex - Menginjak usia 28 (AKHHHHH), gue udah sangat concern masalah tidur nyenyak. Gue baru sadar kalau tidur berkualitas itu adalah hal yang penting banget, karena bangun dengan punggung sakit adalah malapetaka hebat. Awalnya gue pake kasur ukuran 210x200 untuk berdua, sempit banget tapi gapapa kan ceritanya mesra... tapi ga deng, ternyata sempit banget sampe kesel sendiri. Puncaknya adalah ketika tiap bangun tidur punggung gue sakit, gue merasa karena kasurnya sempit jadi gue ga bisa leluasa tidur telentang sehingga postur badan gue salah.

Akhirnya gue beli kasur 160x200 dari Elite, tingkat kekerasannya adalah medium firm. Am i happy with that? I’m happy with the size tapi KERASNYA ITU LOH AMPUN. Pas gue duduk di kasur aja, kasurnya kaya keras banget, ga kayak duduk di kasur tapi duduk di sofa tipis, paham kaaan :’) ini bukan salah kasurnya ya, ini salah gue yang merasa medium-firm itu masih tergolong empuk padahal kaga.

Senin, 19 Februari 2024

Suka-Duka Kerja di Jakarta dan Tinggal di Jogja

Cr: Pinterest


Sebagai musisi, kami paham banget kalo lapangan konser (lapangan kerja musisi wakakak) itu lebih banyak di Jakarta. Gue sedang mengalami dinamika ini, dan gue mengalami banyak hal yang bisa gue share untuk kalian-kalian yang mau menempuh gaya hidup yang sama,  baik yang musisi maupun yang non musisi.

Jargon “Kerja di Jakarta, Hidup di Jogja” kerap diidam-idamkan masyarakat, karena ceritanya gaji di Jakarta tinggi, biaya hidup di Jogja rendah.

Tapi benarkah kayak gitu?

Jumat, 16 Februari 2024

Nyoblos Pilih Siapa?


 

Gue suka banget nyoblos karena merayakan demokrasi Indonesia, men bayangin kalo tinggal di negara yang kagak boleh nyoblos, kan ga seru ya? Maka dari itu, gue selalu semangat nyoblos untuk memperingati bahwa demokrasi Indonesia masih berjalan dengan baik saat ini, tapi gue tertampar fakta bahwa TPS gue masih di kota gue yang lama, yaitu Tangerang Selatan.

Kamis, 23 November 2023

Kursi dan Memaknai Benda Mati

(Bahasa yang gue gunakan adalah bahasa implisit jadi mohon harap kita ber((SASTRA)) dulu dalam memahaminya)




Jadi, waktu kapan hari, gue duduk di satu kursi, dan orang yang lebih muda dari gue duduk di kursi sebelah gue. Orang yang lebih muda dari gue bilang, “Loh, kakak ga apa-apa duduk di situ??” Terus gue merespon dengan, “emang ada aturannya ya?” Dia bilang, “iya, biasanya yang duduk di kursi ini tuh senior-senior gitu kak”. Gak usah dibayangin ya kursi ini dan kursi itu tuh peletakannya gimana, pokoke ada sebuah hierarkal dari dua buah kursi ((ini)) dan yang ((itu)), yang ((ini)) buat yang lebih senior, dan yang ((itu)) buat yang junior.

Rabu, 11 Oktober 2023

Menghilangkan Self-Talk Misqueen



If you know me, i'm quite a depressive person. Kalo pada scroll postingan blog gue tuh pasti isinya soal luka, depresi, mempertanyakan rezeki dan macam-macamnya.

Terus gue dengan sadar suka nyeletuk hal-hal kayak,

"Duh gue kismin ni"

"Duh mana kebeli tuh wakaka gue kan tuna finansial"

Bahkan, pas gue ngisi kolom pemesanan tiket online, gue secara ga sengaja ngisi kolom disabilitas dan nambahin keterangan "finansial". Awalnya tuh but bercandaan doang terus diapus lagi, tapi gue yang super jeniyuz ini lupa ngapus, jadi kecetak dah tuh disabilitas finansial di tiket.

Well, jokes misqueen kan salah satu fenomena urban di media sosial, gak Twitter, IG, dimanapun lah. Apalagi Twitter, sosmed yang selalu brooding kemiskinan, meng-komedisasi-kan status finansial dan menjadikan itu label yang dipake sama semua orang. Tren berkata bahwa kita semua ini misqueen.

Hal ini karena kesenjangan finansial yang kerap ditunjukkan sama selebgram-selebgram glamor dalam taraf yang lebih dekat dan ekstrim, like wearing Hermes in a private jet? WOW, dan banyak yang bergaya hidup kaya gitu? DOUBLE WOW. Diupload hampir tiap hari? Wah fix kita miskin ya.

Self-talk kemiskinan jadi hal yang lumrah dan lucu, que tau sih, makna aslinya tuh berdamai sama diri sendiri ketika kita kekurangan, tapi apakah kita kekurangan???? Are we really 'misqueeeen' karena ngga bisa afford Chanel Classic, atau Tory Burch Fleming?

Ngga dong ya, kenapa merasa miskin karena ga bisa liburan ke Eropa?

Gue mulai merasa bahwa self-talk misqueen yang awalnya adalah lucu-lucuan, jadi hal yang gue bawa ke alam bawah sadar. Kalau pingin apa-apa, selalu "ah mana bisa, gue kan miskin", gue jadi orang yang ga punya mimpi atau target karena pesimis duluan, pesimis yang diserap karena self-talk yang awalnya buat becandaan itu.

No, aku tidak miskin. Aku pake iPhone, suamiku bisa bayar laundry, kami bisa makan-makan enak tiap suami honornya turn, kami ga pernah kekurangan makanan., kami punya dana darurat, tabungan terpisah juga ada, rumah alhamdulillah punya juga.

Saat kondisi finansial gue lebih ketat dibanding dulu pas tinggal di Jakarta, gue malah ga suka self-talk kemiskinan, dan gue mulai memelihara pemikiran, "gapapa, sekarang belum bisa kebeli, tapi di masa depan ngga ada yang tau" dengan nada yang optimis. 

Kami bikin e-paspor karena free visa ke Jepang, walau kami ga ada rencana ke Jepang, gak ada yang tau di masa depan, siapa tau bisa?

Gue pingin Tory Burch Fleming, sekarang belum bisa beli, tapi di masa depan siapa tau bisa?

Gue mengganti self-talk dari “akhh mana bisa, gue kan kismin”, ke “belum bisa, tapi siapa tau di masa depan bisa?"

Hal ini karena suami gue pernah bilang gini,
"Sayang, aku mau nikahin kamu tuh ga punya apa-apa lho, tapi ternyata bisa, uangnya jadi ada"

Gue melihat sendiri Eki yang modal niat dan berusaha, terus perlahan rezekinya ada
dan cukup.

Ternyata, masa tuh bisa berubah, dari yang ga ada jadi ada, dari yang ada jadi ga ada, terus ada lagi, terus berkurang lagi. Siklus hidup tuh berjalan dengan semestinya, kok.

Sehingga, buat gue pribadi, ada baiknya latihan self-talk positif, karena ternyata di masa depan kita ngga ada yang tau kondisi kita gimana.

Ada baiknya self-talk positif soal uang, karena bisa jadi kalau keseringan self-talk negatif, lama-lama kita lupa sama hal yang sudah kita punya.


Minggu, 30 Juli 2023

Adaptasi dari Jakarta ke Jogja

Adaptasi dari Jakarta ke Jogja -  Awal-awal gue nikah sama Eki, gue menekankan berkali-kali kalau "YOU HAVE TO BE VERY NICE TO ME BECAUSE MY HARDSHIP WILL BE A HARD SHIP”. Gue lahir di Jakarta dan tinggal di Jakarta coret, i love this city so much. Gue suka sama pressurenya, suka sama ambisinya, suka sama sat-set-sat-set-nya, sama hiruk pikuk, and lastly; gedung-gedungnya.


Back to Top