Mungkin, it’s not your fault? Mungkin, itu pacar lo yang manipulatif...
ATAU JANGAN-JANGAN KITA YANG MANIPULATIF?!
Hahhahaha!
Well, tiap orang yang demen pacaran, pasti pernah laaah sekali-dua kali ketemu sama pacar modelan begini. Kalau kalian ngga pernah mengalami, mungkin kalian pernah denger sosok kayak gini dari temen kalian.
Tapi kalo gue? Gue pernah punya hubungan sama orang yang manipulatif.
DAN gue pernah menjadi THAT MANIPULATIVE GF TOO. Kelebihannya pernah menjadi manipulatif adlaah? A wolf can detect another wolf, so gue punya radar manipulatif tersendiri.
Manipulatif sendiri adalah karakter yang suka merancang pembicaraan sedemikian rupa sehingga lawan bicara kita setuju sama kita. Rancangannya bisa berbentuk beda-beda, ada yang manipulatif alus, manipulatif kasar, manipulatif newbie. Anjrit udahlah manipulatif, newbie pula! Pulang aja paaak~
Namun, ciri-ciri pacar manipulatif itu kira-kira kaya gini:
1. Ngoreksi pendapat lo
Kalian tau kan kalau pacaran itu dua kepala yang berbeda? Dua pendapat yang berbeda karena dibesarkan dengan latar belakang dan value dan berbeda. It’s hard to say what’s right and what’s not, right? Dalam budaya urban, berdebat sama pasangan itu ngga apa-apa, namun dalam budaya patriarkal, berdebat sama cowok itu haram hukumnya karena cewe harus selalu-selalu nurut apa kata cowonya.
Dalam budaya manipulasi, pendapatmu bisa jadi benar, tapi tetep butuh koreksi doi agar menjadi ‘kebenaran yang absolut’. Kalau dia belom ngoreksi lo, artinya lo belum bener.
Sehingga, dia ngga peduli sama apa yang lo pikir, dia hanya peduli sama status dia yang bisa ngasih orang validasi.
A: Aku ngerasa aku tuh ngga dihargai sama kamu
B: Loh kamu salah, aku tuh ngga kaya gitu! Aku tuh A, B, C--
Padahal yang ngerasa kan diri lo sendiri, tapi dia mengoreksi seakan-akan lo akan selalu salah dalam merasakan sesuatu. Dia ngga memvalidasi perasaan lo.
Tujuannya ngga lain biar dia menguasai hubungan kalian, dan lo ngelakuin apa yang dia mau.
2. Ketika ada sesuatu yang salah dalam hubungan, itu PASTI karena eloo
Pokoknya lo harus selalu salah, karena dia punya sense of superiority. Lo itu salah, karena lo ngga mau dengerin pendapat dia, padahal mah karena dia-dia sendiri yang egois dan ribet. Pada dasarnya, dia mencari pacar untuk memuaskan ego dia, sehingga kalo pacar itu punya otak sendiri (WOW) maka dia ngga terima. Harusnya kan pacar dia kan jadi dayang-dayang baby sitter!!!!!!
Dia merasa udah sempurna dan melakukan hal-hal adiluhung, makanya kalau ada yang kacung: itu elo.
“Gara-gara kamu sih, rencana kita jadi berantakan!”
“Kalo aja kamu masakin aku, aku pasti ga marah!"
“Ini gara-gara kamu yang mukanya males-malesan, aku jadi gak mood!”“Ini karena kamu ga mau berjuang untuk kita! Makanya hubungan kita hancur!"
3. Ngebuat lo ngerasa bersalah/guilt trip
Ngga hanya suka nyalahin lo, namun kesalahan lo diulang-ulang kaya kaset rusak.
Ngga hanya kesalahan lo yang diulang, namun trauma lo juga dibawa-bawa biar lo ngerasa bersalah. Rasa bersalah itu menjadi trigger agar lo lebih nunduk sama dia.
Gayanya bisa pasif-agresif, agresif total, offensif, terserah.
“Kamu lah yang ngebuat aku hancur kaya gini...”
“Iya, kalo aja waktu itu kamu ngga ngelakuin hal itu, pasti hubungan kita ga ancur kaya gini”
“Inget gak pas kamu dulu bentak aku? Aku masih terluka, kamu kok tega sihh..?”
“Kamu kok jahat sih, kamu tuh ngga pernah sayang sama aku ya? Aku udah ngelakuin segalanya buat kamu, tapi balasan kamu kayak gini”
GUILT TRIP TEROSSSSS.
Nih buat kalian-kalian guilt-trippers sejati, kalian mungkin akan mendapatkan simpati pacar lo, tapi pacar lo perlahan-lahan akan hilang cintanya sama lo. Asli. Emangnya pacar lo ngga tau kalau dia lagi di guilt-trip? Tau lah! Tapi ngga konfrontir karena menghargai lo yang sedang bermain drama.
4. Ngga menghargai keputusan lo
Ini juga integrasi dari poin pertama, bahwa keputusan lo itu ngga ada yang bener dan ngga acceptable. Apapun keputusan yang lo ambil, dia ngga akan menghargai dan bilang “iya”.
Karena dia maunya hanya keputusan dia yang jadi dasar hubungan kalian. Dia ngga terima kalo lo mengambil kendali atas keputusan besar.
Dia akan selalu mempertanyakan, mengubah, mengkoreksi, mengecilkan lo, meragukan kemampuan lo mengambil keputusan.
5. Ngebuat lo ngerasa kecil dan ngga pede
Familiar dengan kalimat ini gak gaes?
“Ngga akan ada yang mencintai kamu selain aku”
“Yang mau nerima kamu cuma aku doang”
“Kamu ga akan nemu yang kaya aku lagi”
Pernah nanya balik, “kenapa?” ngga?
Ngga usah ya, karena gue bakal kasih jawabannya:
Karena lo itu serba kurang, ngga bakal ada lagi yang mau sama orang kayak lo yang ngga kompeten, kurang cantik/ganteng, kurang lah pokoknya.
Lo akan selalu merasa prestasi lo ngga ada apa-apanya, karena dia ngga melihat kelebihan-kelebihan itu dari lo.
Kalau kalian ga percaya, coba deh kalian ‘pamer’ prestasi dan pencapaian kalian, dan nilai reaksi dia. Kalau dia bangga sama lo, muji lo, ngasih lo selamat, artinya dia menghargai lo sebagai individu.
Tapi kalau dia ngga muji, bahkan menganggap itu ‘biasa aja’, ‘oh’, dan lainnya, wow, hati-hati.
Pacar manipulatif akan terus membuat lo merasa kecil agar lo bisa terus dikontrol sama dia.
***
Tujuan pacar manipulatif tuh cuma satu: agar dia bisa ngatur-ngatur lo.
Dia ngga menganggap lo sebagai individu yang punya pikiran, namun properti yang harus mudah diatur. Hal ini ngga baik karena jatohnya energi lo akan terserap untuk meladeni hal yang ngga lo sukai.
Kabar buruknya, dengan lo ‘mutusin’ dia pun sebenernya belum cukup. Karena dia akan pakai teknik-teknik yang udah disebutin di atas. Sehingga, untuk mengakhiri hubungan sama si manipulatif ini memang harus pake cara ‘kasar’. ‘Kasar’ di sini maksudnya memutuskan secara sepihak tanpa diskusi apa-apa. Karena ketika si manipulatif ini melihat ruang diskusi, maka dia akan menggunakan celah itu untuk mengeluarkan jurus-jurusnya yang - mungkin - bisa ngebuat lo berubah pikiran dan ngga jadi mutusin dia.
Ribet ya? Iya, ribet.
Maka dari itu, gue selalu mencari orang yang:
1. Menghargai karya yang gue buat
2. Berbahagia atas pencapaian yang gue buat
3. Mendengarkan komplain gue
Gitu aja. His reaction will explain a lot.
Been there. Apalagi point ke tiga. Semua kebaikan dia aja diungkit sampai aku serem :) Untung sudah berani pergi dan menghilang menelan semua argumentasi dan caci maki.
BalasHapusIyakaaaan serem dan sesek 😭😭
HapusTerimakasih kak, sebagai laki-laki saya sangat bersyukur menemukan tulisan ini.
BalasHapus