Gue inget, suatu hari gue pernah bilang gini: gua ngga berani jadi pejabat, karena gua ngga yakin bisa bersih.
Serius, gue se'takut' itu. Gue takut sama uang. Karena apa? Karena gue udah merasakan nikmatnya uang, enaknya pegang uang, enaknya pegang kekuasaan.
Dengan uang, lu ngga harus numpang di rumah orang.
Dengan uang, lu bisa BAYAR SEKOLAH.
Dengan uang, debt collector itu bakal pergi dari rumah.
I love money, i really do. That's why i'm afraid.
Gue ngga yakin bisa menjadi orang yang sama ketika suatu hari gue berlimpah uang.
Gue ngga yakin bisa mempertahankan integritas ketika dihadapkan dengan gepokan dollar.
Tapi hal positif dari gue adalah: i knew that.
Gue - setidaknya - tau kalau gue ngga terlalu kuat. Setidaknya gue sadar diri bahwa gue belum mampu mengelola uang dalam jumlah banyak.
Karena apa? Karena banyak orang disana yang ngga sadar kapasitas mereka dalam menghandle uang.
Mereka ngga sadar bahwa mereka lemah, mereka ga sadar bahwa mereka ternyata sudah menggadaikan banyak hal demi uang.
Dan tanpa mereka sadari, mereka udah jadi koruptor. Tanpa mereka sadari, uang mereka sudah ngga murni dari hasil halal.
Serem ya?
Makanya, skill manusia yang kadang dilupakan adalah: mengenali diri sendiri.
Kamu suka uang? Sesuka apa? Mau nyolong demi 100 ribu? Kalau demi 100 juta, gimana? Tetep gak mau? Oh maunya 1 miliar?
And thank god, karena gue mengenali diri sendiri yang suka teledor ngitung uang, suka pinjem tapi lupa balikin: gue ngga pernah mau jadi bendahara.
Gue ngga pernah mau kerja di bank, gue ngga pernah mau dititipin uang. Because i know, money is terrifying.
Selain takut 'nilep' uang, yang gue takutkan lagi dari uang adalah... hutang budi.
Kita dibeliin berlian, misalnya.
Lalu apa yang harus kita 'tukar' secara imateriil?
Loyalitas? Pembungkaman fakta? Kinerja yang berubah?
Karena yang paling ditakutkan ketika si pemberi akhirnya melontarkan kalimat ini: kan udah aku beliin berlian?
Boom.
Tanpa sadar, kita di jaring laba-laba. Tanpa sadar, hutang budi kita BANYAK. Tanpa sadar, kita punya kewajiban besar.
Semua berwujud sebiji berlian.
Kita dipaksa menukar loyalitas.
Makanya, banyak orang yang memilih tidak menerima pemberian, apalagi petinggi sebuah instansi. Selain karena tuduhan gratifikasi, hutang budi jauh lebih menyeramkan.
Oke bro, ngga semua orang kaya gitu. Kali aja dia ngasih berlian karena sayang.
Tapi untuk orang-orang yang dibesarkan dengan mindset hutang budi, pemberian itu rasanya mengerikan sekali.
"Kamu harus baik sama dia, dia udah kasih kamu A"
"Karena dia udah kasih kamu B, secara ngga langsung kita harus nurut"
"Tuh yuk dukung dia di pemerintahan, dia dulu sering ngasih kita C lho"
"Yuk dek, buka celananya. Kan udah om kasih balon tadi?"
Mati lo.
Disitu sih letak terserem harta menurut gue.
Selain di hutang budi, di mana lagi coba?
Di 'kesukarelaan'.
Pas kita masih blogger junior, kita sukarela dapet produk gratis. Pas udah list B, minta deh gocap.
Apa salah?
Ya nggak lah! Orang gue juga gitu HHAHHAHAHAHA..
Ya selama ada yang kita tawarkan, berupa influence dan followers, ya i think we have to value yourself more.
Kalau sama temen gimana?
Kalau sama temen, i prefer dibayar dengan non-uang lah. Mendingan dibayar dengan cara ditraktir makan kek, ditraktir nonton and all that dibanding harus hard cash jebret.
Karena hubungan teman, sodara dan uang itu hal yang rapuh banget. Hanya karena 1 problem uang, pertemanan 15 taun bisa runtuh.
Uang adalah soft spot pada manusia, maka dari itu ada beberapa manusia yang kepercayaannya bisa disetir dengan uang.
Maka dari itu, membuka usaha bareng pacar, buka usaha bareng temen, buka usaha bareng sodara might not be a good thing.
Overall, ada beberapa poin yang ingin gue sampaikan:
- Kecebong adalah anak katak
Salah.
- Yang menyeramkan dari uang adalah powernya...
Powernya untuk mengubah orang, powernya untuk membeli nasib orang, powernya untuk menutup akses orang lain.
Uang adalah materi yang bisa membeli hal imateriil, itu yang bikin serem.
Money can't buy happiness, but money can buy other's misery.
-.. karena menyeramkan, maka gunakanlah dengan bijak.
Eh, beneran? Money can't buy happiness?
Bisa lagi.
Uang adalah bahan bakar produksi CD para musisi indie. Karena wujud fisik kreatifitas adalah sumber kebahagiaan mereka.
Uang adalah modal untuk ikut les intensif, dan itu menjadi sumber kebahagiaan murid yang haus akan pendidikan.
Uang adalah materi yang bisa membeli hal imateriil, itu juga yang membuat manusia berbahagia.
Maka dari itu, jangan menutup mata dari uang, tapi gunakan dengan bijak.
Tidak memanjakan anak dengan harta konsumtif melainkan kegiatan yang memacu kreatifitas.
Membiarkan anak pakai baju sederhana, tapi memanjakannya dengan gear produktif.
Membiarkan anak pakai tas itu mulu dari 14 taun yang lalu, tapi kegiatan workshopnya selalu diperbarui.
Hemat di gaya hidup, 'boros' di pendidikan.
What a nice way to appreciate money.
Hargai uang dengan ngga menyia-nyiakannya pada barang yang belum pasti kegunaannya di masa depan. Kalau gue pribadi, boros ke gadget yang bisa bikin produktif dan manfaatnya jelas untuk karir dan kegiatan kreatif.
Itu sih kalo gue sih.
Oh, sama boros di makanan karena aku sucker for food :(
We control money, not otherwise.
Uang memang ngga punya karakter pasti, kitalah yang memberi karakter pada uang yang kita pegang.
Pegang apa tuh? Heheh.
....
aish setuju banget, kita yg kontrol uang, kalo sebaliknya bisa kacau, wkwkwkwkw
BalasHapusYup.. suka, boros untuk mencari ilmu, kreatifitas.. semacam tabungan dimasa datang, bukan sekedar beli barang abis ditelan masa.
BalasHapusUang emang seram.. ya, bisa berbuat apa saja tergantung karakter yg diperankan empunya..
"gaya boleh itu itu aja, tapi otak kudu upgrade" Nice!
BalasHapusEmang uang itu nyeremin, gara2 utang satu keluarga bisa berantem, bisa bunuh2an, hiiyy.
BalasHapusDan aku sebel sm orang yg ngasih duit anakku dan menuntut anakku jd baik sama dia, padahal dia rese sm anak kecil. Lah apa2an ini. Gpp lah gak dikasih duit, ummi bisa kasih duit lebih banyak kok, zzZ
aku cinta rupiah...
BalasHapusmakanya aku kalau diajak sahabat buat bisnis masih takut, mending abntu2 dikit sukarela ngga invest gitu. masih ngeri goyangin hubungan
pointnya yg terpenting memang mengenali diri kita sendiri ya..
BalasHapusSetuju banget sama tulisannya ini.
BalasHapusAku sendiri baru masuk dunia kerja dan woles2 aja, karena aku ngerasa dunia kerjaku ini hanyalah jembatan untuk meraih impianku yang lain, g mau larut dalam obsesi jabatan. Karena salah 1 halnya yang kamu sebutkan itu, uang.. ngeri emang barang itu, kita emang butuh, tapi jangan sampai kecanduan parah, soalnya mematikan