Haters. Haters. Haters.
Ada yang familiar sama kata diatas? Kata ini makin kesini
makin populer, apalagi di kalangan dunia
maya walaupun ada juga yang dari dunia
nyata.
Btw, haters iki opo? Haters
adalah orang yang membenci.
Baca punya kak Icha disini:
Hate: benci
-er: Menandakan suatu pekerjaan
Kaya yang gue bilang, haters ini tempat berkembang biaknya
di dunia maya, kalau didunia nyata kayaknya malah jarang ya.
Makin kesini, informasi jauh lebih mudah didapet. Dari info
tol, pedagang kecil nan kasihan, bayi sakit, ulet dalam coklat, dan juga…..
Kisah kehidupan pribadi.
It’s easy, too easy.
Terlalu gampang untuk melacak siapa mantannya Al, apa Instagramnya, kelas
berapa mereka pacaran, siapa pacar baru Al, siapa adek pacarnya, pacar adeknya,
pekerjaan ibunya. It’s. Too. Damn. Easy.
Karena banyak info berseliweran, pasti ada yang gak setuju, entah karena ga cocok
sama budaya daerahnya, ato hanya karena iri. Jangankan info yang sifatnya ‘memiliki
isi’, sebuah gambar aja bisa ngebuat orang terlovable bisa dibenci satu endonesah.
Hebat sekali netizen kita, hebat.
Biasanya haters itu ‘nonjok’ ke artis, tapi sekarang haters
itu bisa ‘nonjok’ siapa saja; blogger, politikus, emak-emak yang postnya
mendadak viral, siapa aja.
Bahkan gue sekalipun bisa memiliki haters, padahal siapalah
gue ini?
Karena gue adalah netizen Indonesia, maka izinkanlah gue
berpendapat soal haters di Indonesia.
Sekarang ayo jawab jujur.
Siapa disini yang haternysa Mulan Jameela?
Siapa disini yang hatersnya Bella Shofie?
Siapa disini yang hatersnya Dian Sastro? *ga bakal ada woi*.
Gue jujur aja ngefollow Instagram hatersnya Bella Shofie,
tapi gue bukan hatersnya Belsof.
Gue pribadi, memilih untuk tidak membenci siapa-siapa di dunia maya. Even
kak Felix Siauw yang minggu lalu gue kritik. Gue emang mengkritik dia, tapi apa
gue hatersnya? No.
Gue memang nyinyir di blog, tapi gue sendiri gak membenci
siapa-siapa.
Kenapa?
Karena.... Capek
keles.
Gue gak mau menginvestasikan perasaan terlalu besar dalam
dunia maya. Karena ya… In cuma dunia maya. Semu banget, dan dunia sesemu ini
gak pantes untuk gue kasih ‘hati’ terlalu banyak, apalagi cuma buat ngebenci
orang.
“Kok terlalu besar?”
Karena benci itu emang perasaan yang cukup besar dan berat.
Lu harus siap-siap emosi mendadak, siap-siap nulis berparagraf-paragraf,
maki-maki orang, nambah dosa, dan lucunya kita
gak tau orang itu aslinya kayak gimana.
Isitilahnya: kita membenci sebuah bayangan.
Kita benci sesuatu yang ga kita tahu, ga kita hidupi dan
lucunya kita kadang terlalu ‘niat’ buat membenci ‘bayangan’ itu.
Gue sih menolak untuk dibebani oleh bayangan. Gue menolak
untuk benci Belsof karena ya gue gak kenal dia, gue cuma tertarik settingannya
dia aja, tapi gue gak benci dia sama sekali.
Kayak Mulan Jameela,
gue gak bisa benci dia walaupun beritanya udah ga karuan. Kenapa? Karena gue
gak tau aslinya gimana. Kalian tau gak aslinya gimana? Nggak kan? Terus kenapa
membebani diri dengan membenci sesuatu
yang jauh banget sama kita?
Bisa aja karena Ahmad Dhani yang emang goda-godainnya parah.
Bisa aja karena AD-ME yang udah gak akur dari dulu.
Ya apapun bisa. Tapi kita gak tau itu.
Ada yang bilang gini: kita jadi haters biar dia SADAR sama
perbuatannya!
Pendapat gue? Dia gak
bakal peduli lo ngomong apa.
Dia udah gede, udah bisa mikir sendiri, udah bisa ngambil
kesimpulan sendiri, cuma dia yang tau semua dibalik ini.
Dengan lo ceramah berparagraf-paragraf, gak akan membuat dia
ato artis lain berubah. Karena mereka masa bodo sama lo, sama kita, sama orang
yang gak dia kenal. Lagian siapa deh kita? Emang yakin banget si artis bakal
dengerin kata kita? Nggak lah.
Lu sendiri emangnya mau dengerin kata stranger tentang rumah tangga
lu? Yang mereka sendiri gak tau? Dan lu kan gak nanya pendapat mereka. Ngapain
banget.
Jadi, apa gue pernah
ikut war-waran di dunia maya?
Pernah, waktu itu karena temen gue dibully karena tulisannya
tentang Breastfeeding Week *lirik banner SassyThursday*. Dan gue ngebela dia
karena………………. Ngga ah takut dibilang gombal.
Disitu gue banyak belajar, bahwa sepanjang apapun gue
membacot, berpendapat logis, mereka gak
bakal setuju kata gue. Sampe kapanpun. Debat apa namanya? Debat kusir.
Theyyy don’t giveee a
dayyyymmmmmmnnnnnnn~
So do i.
Seberapapun mereka berargumen, gue gak bakal mengubah
pendapat gue. Begitupun sebailknya.
Seberapapun lu beragrumen, sumpah serapah, Mulan Jameela gak
bakal menjadi apa yang kalian ‘inginkan’.
Soalnya, kita cuma
buih-buih kode dalam internet.
Kalo gue sih males aja membenci orang yang nganggep kita
kayak endapan jus Buavita.
Tapi ya yang namanya manusia, pernahlah gue ninggalin
komen-komen pahit. Kayak yang waktu itu ngatain Isyana cuma modal tampang,
padahal dia pemenang kompetisi Electone di Singapore. Cuman gue ga melanjutkan
debat ketika ocehan gue dibales, males ah soalnya mending ngilang LOL
Gue jadi pengen berbagi cerita, beberapa orang pasti tau
siapa penyanyi kesukaan gue. Iya, namanya Djavan. Djavan Caetano Viana. Dia
genrenya Brazilian pop, samba, bossas, pokoknya world music lah.
Gue pertama kali naksir lagunya dia karena diputer di Brava
Radio (103.8), judul lagunya “Transe”.
Diliat dari segi keseluruhan, menurut gue lagu ini kayaknya
bukan lagu komersil karena memang kurang masuk di telinga.
Jadi gue mengambil kesimpulan bahwa: Gue suka Djavan;
penyanyi yang gak terkenal dari Brazil.
Iya, gue menarik kesimpulan bahwa Djavan hanya satu dari
sekian banyak artis dari Brazil.
Lalu gue kepo-kepoin aja Youtubenya, dan musiknya ternyata
enak-enak banget…
Tapi…
Ko tiap video, pasti adaaa aja yang dislike.
Kenapa? Bukannya dia ga terkenal? Bukannya orang yang ga seterkenal
itu gabakal mendapat ‘atensi’ segitunya? (ya, menurut gue tombol dislike itu
menandakan atensi).
Dislike dia itu ada di setiap video, dari video upload-an
netizen yang kualitas bajakan sampe channel VEVOnya dia. Dan yes, gue heran
kenapa dia punya VEVO.
Kualitas 'bajakan' |
VEVO resmi konser Djavan |
Kekagetan gue bertambah saat tau bahwa beberapa video dia menembus 2 juta views (yang mana rada jarang untuk genre itu).
Dan ternyata benaarrr….
DIA TERKENAAALLLLLL…
TERKENAAALLLL yang nonton banyaaaaakkkk
Yang histeris banyaaakkkk
Yang ga mau ngelepasin tangan dia saat keliling tos-tosin
penonton juga adaaa…
Wahhhh gue undersetimate bangetttt!
Dan iyaahhhh dia kolaborasi sama seniman sekaliber Manhattan
Transfer, Lee Ritenour, Stan Getz, Stevie Wonder…………..
Dan gue kira dia GAK TERKENAALLLLLLLL!
Tiap taun ngeluarin albuuuummmmm!!!!!!
*fangirling*
Dan intinya, makin terkenal kamu ya makin banyak yang mencet
tombol ‘dislike’, tapi bedanya kalo kamu bener-bener seniman yang bagus, tombol
‘like’ tetep harus lebih tinggi angkanya dibanding tombol dislike. Jan kaya
Belsof yang likenya 24 tapi dislikenya 1000an, kan ora lucu.
Jadi ya jangan khawatir. Menurut gue, Djavan terkenal karena
ada yang dislike lagu-lagunya dia. Maksud gue, ada orang yang mau keluarin tenaga buat mencet tombol ‘dislike’.
Walaupun begitu, gue juga setuju sih dengan quotes: Kita
jadi haters lo karena kita benci lo keles, bukan karena diem-diem ngefans.
Iya bener juga kok.
Cuman gue sih males ya benci orang dari dunia maya. Kalo ga
suka sama kontennya mah tinggal close tab aja.
Ya kecuali mereka bahas sesuatu tentang musik sih *teteup*
Nahhhhh… Gue juga ada saran nih buat haters biar komentarnya
lebih di’pertimbangkan’ sama si orang yang lagi di-hate.
1.
Nasehati secara privat.
Dengan message Facebook, ato kirim email. Ya
seperti layaknya orang beradab lah. Di Islam juga diajarinnya menasehati dalam
private talk kok. Bukan nasehatin di depan umum karena itu namanya menjatuhkan.
Dan pake bahasanya juga yang halus ya, ya seperti layaknya orang berpendidikan.
EH TAPI KAN GUE KEMAREN NASEHATIN FELIX SIAUW DI BLOG GUE SECARA UMUM, BERARTI
GUE MUNAFIK DONG? Ya gitudeh hahaha..
Dengan cara ini, si target ini melihat lo
bukan sebagai ‘anjing menggongong’ tapi sebagai ‘orang biasa yang negur’.
2.
Jangan anonim plis.
Plis. Plis. Karena ga ada yang mau dengerin
kata anon.
Ga ada.
3.
Kritik yang membangun-
-lah yang membuat orang bener-bener
instrospeksi diri. Jangan cuma “eh teori lo salah nyet”, tapi coba “Teori lo
keliru hehe, atom dan neutron itu bukan jimmy neutron.”.
Ya pokoknya yang membangun lah. Kritik yang
membangun gak bakal membuat lo kayak pepesan kosong isi Momogi remuk. EH TAPI
GUE JUGA PERNAH SIH KRITIK YANG GA SOLUTIF HAHAHAHHAAH LOLOOLOLLLLOLOLOLOLOLOL
Tapi ya itu, kalo kritik yang solutif ya
ses.
Udah sih gitu doang.
Jangan kerajingan ah kalo jadi haters,
capek lho nanti war-waran terus.
Mending kita saling berpelukan.
Dan tukeran lipstick.
Dada…
Rosada.
Aku sepakat kalo membenci itu menghabiskan energi. Lebih butuh energi dibanding mencintai..#tsaah..
BalasHapusSemoga tidak ada benci diantara kita. Ijin berkunjung ya sis... Mampir balik di blog saya ya
BalasHapusMalah aku pernah ada di pihak yang dibenci. Awalnya sih risih, tapi lama kelamaan kok malah si haters itu yang kayaknya perhatian sama aku sampe hal-hal terkecil :v
BalasHapusJadi hater capek ya mbak. Kita benci terus eh orang yang dibenci malah ga peduli, idupnya terus berjalan, yang ngebenci malah di situ2 aja idupnya. :)))
BalasHapusiyaaaaa.. benci itu melelahkan,, berharap terlalu banyak pun melelahkan
BalasHapus(eh ko curcol)..
tp kadang,,orang jadi terkenal karena hatersnya juga ga sih... kdg celeb mah gitu,, teknik marketingnya jadi orang yang kontroversial
Aku punya hater. Dialah...
BalasHapus.
.
Mantannya Muffin! LOL
Benci itu merusak hati...
BalasHapusNew reader here.
BalasHapuskocak tapi ngena ya. hahaha. aku bukan hater, dan setuju sama pernyataan kamu 'supaya jangan kasih hati terlalu besar untuk dunia yg maya'.
tapi kalo menikmati target hater sebagai hiburan sih iya sering (sama gak sih itu? beda kan yah? wkwk). Pernah follow ig mulan, belsof, syahrini, dll dll cuman buat liat komen2nya yg kadang koplak2, tp abis itu unfol, gituu :D
biasanya aku kalo gak suka gimana ya? Biasanya justru lihat timeline/update nya. Tapi diem2 hahaa. udah gitu aja. Paling 1/2x nyindir tapi bukan di status dia/aku sekalipun. Justru di status orang lain yg justru dia gak ada wkwkwk..
BalasHapuspengecut. iya aku pengecut >.<
'supaya jangan kasih hati terlalu besar untuk dunia yg maya' WORD!
BalasHapusetapi aku jg follow hater muljam dan belsof cm buat hiburan semata trus juga ga jadi ujug2 benci sih sm dia, komennya seru2 dan bombastis banget
Wahaha, sama mbak. Aku follow akun hater muljem sama sharena. Lucu aja sih kelakuannya mereka, tapi aku tetep ngaca. Aku gitu gak ya, kalo gitu juga aku berusaha berubah. Banyak yang aku petik dari akun haters, well positifnya aja. Tapi untuk membenci, enggak lah. Mending ngurus diri sendiri dulu~
BalasHapusiamvinaeska.blogspot.com
Dimana-mana mah, kita mau ngapain, ada aja yg ngga suka. Wajar itu. Tapi kalau mereka ga bisa ngatur ga sukanya, ya biarin aja. Toh yg capek mereka. Ahaha.. Pokoknya ga baper aja sih kita
BalasHapuskita membenci sebuah bayangan. Nah ini poinnya,
BalasHapusBetul.
Jadi buang buang hati tenaga dan kuota kalau misal harus maki maki begitu. Haha.
Dan btw, pas banget aku baca ini pas baca review dari blog sebelah.
Emang blm pernah nemu hatersnya dian sastro, tapi di posting ini :
http://samandayu.blogspot.co.id/2016/02/kurang-antusias-sama-ada-apa-dengan.html
Mungkin ada yang lebih suka cinta yang dulu daripada cinta yang sekarang pas main AADC 2 (cinta : dian sastro)
ya sih aku juga ga mau jadi haters lah..
BalasHapusKalau sama haters mah ibarat kata, kita nafas aja udah salah. Hahahaha
BalasHapusnonanyinya.blogspot.com
Wah gabung di akun hatersnya bijon juga mak? Aku pun, silent reader juga siihhhh. Wahahahahahahahahaaaa. Siapa sih yang ngga gemes sama si bijon? x) Ngga ada abisnya ya kalo ngomongin tentang cewek satu itu. *lah jadi mau hosippp*
BalasHapusSetuju banggeeeut deh sama kamyuuu 😁 tapi aku juga suka deh liat2 artis yg sensasional wkwk buat lucu-lucuan aja. Tapi gapernah komen apa-apa. Yah, kalo gasuka aku gapernah nyari tau tentang dia. Emang susah sih yaa kalo mau nyari ridhonya manusia, ga akan sampe 😅 soalnya manusia juga kan beda-beda dan ga ada yg sempurna.
BalasHapusDan gue cuma angguk-angguk selama gue baca postingan ini..
BalasHapusKarena juga heran ama tingkah haters yang ga jelas
Hahaha..
Salam Sociolla, Nahla!
Eh..aku follow akun anti mulan jameela di instagram, padahal ga benci juga, cuma ga suka aja, Lol :)))
BalasHapusaku ga usah komen lah, bingung
BalasHapus