Apa definisi "Judgemental" menurut kalian?
Menurut gue, "Judgemental" adalah keadaan dimana seseorang menilai orang lain tanpa melalui proses mendalami orang tersebut. Biasanya menilai secara sinis didalam hati, atau dikatakan secara langsung.
Gue akui, temen-temen gue menilai kalau gue punya tatapan yang judgemental banget.
Apa mereka benar? Menurut gue sih nggak juga.
Gue gak judgemental, tapi gue gampang risih. Gue pun lagi cari cara agar sifat gue yang ini menghilang, karena otak gue capek kalau harus terus-terusan risih sama orang..
Kalau ibu-ibu yang judgemental?
Istilah dulunya sih "ibu-ibu tukang gosip".
Nah, iya, tukang gosip.
Gue suka gosip kok, ngaku aja. Tapi lebih ke arah "Eh cerita donggg.." daripada "Eh eh tau ngga sih?!". Biasanya tipe yang kedua ini yang suka nyebarin gosip.
Pada dasarnya sih, semua wanita itu judgemental.
Kecuali yang bener-bener berhati emas yang saking murninya ampe bisa dikilo-in. Yang udah mustahil ditemuin jaman sekarang. Kalau ada pun, cuma 100 tahun sekali. Kalo bisa 500 tahun sekali biar kayak Do Min Joon.
"Duh ucing pala wa"
Ibu-ibu ini biasanya segerombolan wanita berumur 30an keatas. Kalo gue? Ya gue seorang ibu sih, cuman masih umur 19, masih kece ya walaupun udah turun mesin..
*kemudian pesen Kozui Slimming Suit*
*bukan, ini bukan iklan*
*tapi kalo ada yang mau endorse, boleh lho*
Kalau cewek-cewek berumur belasan sampai 20taunan masih menilai tentang penampilan orang lain, ini pacaran sama ini, gaya rambut orang, high heels orang lain, muka nyolot murid baru, rok pendek MABA, gaya ngomong Syahroni, ya gitu gitu lah.
"Eh itu roknya pendek banget, kayak /$&#*#*, pasti nanti dia kecentilan ma cowo gue"
"Ih najis masa si ini jadian sama si ganteng? Dia kan mukanya kayak pembantu, pasti karena duit ato body nya aja deh"
"Ngapain tu orang jalan sendiri di mall? Mau ketemu selingkuhannya?"
And so on..
Dan komentar pedasnya pun memang lebih kasar, tapi gak sampe nusuk.
Serius, bu. Anak sekarang ngomongnya kasar banget.
Untung gue gak kayak gitu sih. Ya setidaknya gue udah tobat..
Nah, kalo ibu-ibu ini nilainya lebih ke arah urusan anak dan rumah tangga.
"Ih anaknya si anu masa udah punya HP, salah didikan banget"
Padahal biar anaknya bisa segera ngabarin ibunya kalau pulang sekolah lebih awal.
"Ih anaknya si itu bajunya baru terus, ga pernah pake baju yang sama, pasti ni anak gedenya borju"
Padahal ibunya emang punya workshop baju, atau bajunya pemberian dari temen-temennya.
"Ih ibu ini kok ngurus anak tapi rambutnya masih 'on' ya? Centil banget sih, pasti anaknya gak diurus di rumah"
Padahal biar suami tetep betah dirumah ngeliat istri cantik. Ini ibadah lho!
"Kemaren ada cowok muda masuk-masuk rumah ibu X, pasti itu selingkuhannya"
...... Padahal itu adeknya.
"Ih, bayi masih kecil gitu udah di ajak ke Mall, kegatelan banget sih ibunya"
Padahal memang gak punya baby sitter dirumah, dan tokonya hanya ada di Mall itu.
Intinya, ibu itu "salah didik" ke anaknya.
Dan ibu-ibu ini merasa merekalah yang berpengalaman, good mother, suri tauladan bagi semua wanita. Mereka merasa berhak mengambil andil parenting anak orang lain.
A: "Ibu jangan banyak digendong ya anaknya, nanti bau tangan.. :) "
B: "Justru harus sering digendong, bu. Menurut dr. Sears di buku parentingnya juga begitu. Anak yg sering digendong akan menjadi anak baik karena kasih sayangnya terpenuhi..."
A: "ohh..."
Dalam hati:"Ini mbak ini tau apa tentang ngedidik anak? Saya udah punya anak 15! Mbak ini baru aja punya anak satu. Beraninya nolak saran saya yang sudah berpengalaman. Anak kecil tau apa sih? Saya juga bisa kame kameha."
Gue gak suka istilah "Bau Tangan", by the way. Anak itu emang didesain buat digendong dan ditimang, makanya tempat pertamanya adalah rahim, tempat hangat yang selalu dibawa jalan jalan sama ibunya.
Gak setuju sama saya? Baca bukunya dr. Sears deh. Baca. Baca aja. 2014 masa lebih percaya mitos orang dulu daripada buku pengetahuan? Huehuehue..
no offense ya. Jangan tersungging.
Bikin artikel ini, gue jadi inget Xiaxue. Dia adalah blogger top Singapore, dan punya anak satu.
Coba liat gayanya, kalau diliat sama ibu-ibu komplek pasti digosipin, iya kan?
Pasti dia di judge habis-habisan!
Dia pun memang sosok yang kontroversial di Singapore, karena blog nya yang jujur - malah terlalu jujur - yang sarat akan ngajak berantem.
Coba liat, semua dari dia bisa dicap negatif oleh orang banyak;
Rambutnya yang gonta ganti warna
Pakaiannya yang terbuka
Fake lashes
Plastic surgery
Tattoo-an
Untung dia gak tinggal di komplek, bisa jadi bahan omongan tuh..
Dan dia punya anak satu, laki-laki!
"Ih kasian anaknya diasuh sama emak kayak gitu!"
"Ih gue gak mau punya istri kayak gitu!"
"Ih pasti dirumah gak ngurus anak, kerjaannya cuma dandan sama ngajak ribut"
"Gak usah punya anak sih kalo gayanya masih kayak gitu!"
etc.
Bener sih, tipe perempuan kayak gini itu jauh baangeeettt dari kriteria istri idaman; kalem, gayanya gak aneh aneh, bajunya sopan, gak dandan. Padahal perempuan tuh butuh dandan juga lho.
Tapi dibalik rambut warna warninya, tersimpan sifat keibuan yang luar biasa.
Kalian tahu?
Anak laki-lakinya menolak minum ASI,
namun Xiaxue gak nyerah sama susu formula, dia pumping 2 jam sekali untung memenuhi kebutuhan ASI anaknya. Coba, berapa ibu-ibu yang nyerah sama sufor karena sesuatu yang sebenarnya bisa diperjuangkan?
Pumping 2 jam sekali? Ain't nobody got time for that,
Xiaxue
menggambarkan buku cerita untuk anaknya!
Ada berapa diantara kita yang menggambarkan buku untuk anak kita sendiri? Padahal kita sebenarnya punya waktu untuk melakukannya!
Lu ngejek ibu-ibu yang bawa anaknya ke mall, tapi lu sendiri masih suka mukul tangan anak instead of ngajarin dengan cara baik-baik.
Lu ngejek ibu-ibu yang tampil over-cantik dan nuduh mereka gak ngurus anak, padahal lu sendiri masih suka naik motor ber-4 yang jelas-jelas bahaya.
Lu nyinyirin ibu-ibu yang gak bisa masak, tapi lu sendiri gak bisa minta maaf ke anak lu padahal lu yang salah.
Lu nyinyirin ibu-ibu yang kerja, tapi lu sendiri masih suka melototin anak padahal dia cuma nanya kapan waktunya dia nonton kartun.
Intinya sih, coba introspeksi diri dulu. Coba jangan jadi pribadi yang sombong, merasa paling hebat diantara yang lain.
Coba lihat dan perbaiki kekurangan diri, kalo udah diperbaikin baru bisa pelan-pelan membimbing ibu-ibu yang lain. 'Membimbing' lho ya, bukan nge-sotoy.
Tapi boleh menjudge ketika ibu itu memang melakukan tindakan kriminal, atau tindakan yang membahayakan, contohnya: Merokok di dekat anak, merokok padahal masih memberi ASI, memakai narkoba, memukul anak dengan keras, melakukan kekerasan fisik tehadap anak, dsb.
Kalo itu sih jangan cuma di judge, harus ditegur.
Intinya? Jagalah kebersihan.